Friday, December 17, 2010

The Urban Mama, One Click Away Encyclopedia

Being a new mother is not easy, so they say. Okay, what’s new about it? Nothing new until I experience it myself, rasanya kayak jadi orang paling useless sedunia. Untungnya hidup di masa sekarang adalah akses informasi yang gampang banget, mau tau apapun tinggal tanya mbah Google. Unfortunately when it comes to our children’s sake, i feel that Google is lacking in credibility. Yes i got lotsa information, but i dont know which one i can trust and which one cannot. Yang ada malah tambah paranoid.

Until one day, i found The Urban Mama. At first i fall in love with the cute look, all the pink color and neat lay out. Girlie banget, tapi sekaligus elegan. Nafsu banget pengen buka banyak tab, tapi sayangnya ngga bisa karena selama cuti hamil kondisi nggak memungkinkan untuk buka laptop dan lihat tampilan website The Urban Mama properly. Jadi ya sebisanya aja klak-klik jalan-jalan keliling The Urban Mama dari blackberry. But now, approximately six months after my first acquitance with TUM, i’m pretty confidence to say that baby R is growing up with all the pieces of information from this one click away encyclopedia. Biar makin gampang klak klik TUM, follow deh twitternya @theurbanmama.

Awalnya nyasar ke The Urban Mama karena link mbah Google pas nyari info tentang baby blues. Gara-garanya sebulan pertama setelah baby R lahir, gue sering banget nangis. Bingunglah gue, ini kenapa ya, penasaran juga am I the only one who feel this? Why me? What did I do wrong? Akhirnya masih sambil nangis kebingungan ga jelas, sambil tiduran nyusuin baby R, gue ambil blackberry dan browsing ‘baby blues’. Ketemulah banyak banget link, gue bukain satu-satu dan disini pertama kali masuk forum The Urban Mama baca sharing-sharing TUMblers yang lainnya. Karena masih capek banget kondisi belum pulih, baca beberapa page langsung tepar. Tapi dengan hati yang agak enteng, karena ternyata gue nggak sendirian, tuh ibu-ibu lain di TUM juga pada ngalamin.

Nangis-nangis masih belum selesai, tiba-tiba gue menggigil suatu malam. Badan panas, kaki dingin, gigi gemeletuk, payudara keras dan sakit, baby R ngamuk. Lengkap deh. Si ayah nawarin minum obat, tapi gue ragu karena takut pengaruh ke ASI. SMS dokter, belum direply lah pastinya secara itu tengah malem. Akhirnya di balik selimut, sambil nyusuin baby R dan sambil meringis-ringis nahan sakit, gue ambil lagi blackberry dan browsing ‘demam + menyusui’. Ketemu lagi sama beberapa link, termasuk TUM dan AIMI yang juga disebut-sebut di TUM. Ngga kuat sakitnya, akhirnya langsung paging teman lama yang jadi konsultan AIMI untuk minta pertolongan pertama. Kalo ngga baca TUM, ngga kepikiran juga kali buat nelpon AIMI.

Masuk 1,5 bulan usia baby R dan setelah sembuh, makin rajin baca-baca forum TUM mengenai breastfeeding, termasuk bingung puting dan exclusive pumping (eping) yang kasih semangat, 6 months exclusive breastfeeding is not impossible for working mom. Yang penting rajin nyusuin dan rajin mompa - jadilah gue mulai mompa sejak baby R usia 1,5 bulan dan menghasilkan supply hampir 100 botol by the time gue balik ke kantor. Dari TUM juga jadi tau ada banyak alternatif untuk kasih ASI perah ke baby R selain pake cup feeder - gue coba semuanya mulai cup feeder, pipet, sendok dan akhirnya nyaman dengan botol. Jadi tau juga kalo harus siap-siap dengan side effect bingung puting, tapi ada lagi alternatif lain yaitu eping kalau memang baby nggak mau balik nenen lagi karena bingung puting.

Masuk bulan kedua, mulai panik karena ngerasa dikejar deadline untuk cari support system yang oke untuk jaga baby R pas gue balik kantor di bulan ketiga. Mulailah diskusi panjang sama si ayah dan nyokap tentang skenario yang paling memungkinkan, baik dari sisi harga, keamanan, dan juga efisiensi. Mulai nanya-nanya ke orang-orang yayasan baby sitter mana yang oke, tapi kok most of my friends ternyata Cuma pake ART aja. Nanya rekomendasi ART yang oke, mereka juga bingung karena mereka kebetulan aja dapet ART yang cang cing alias pinter. Another option yang come up adalah daycare. Tapi jadi makin bingung.

Akhirnya balik lagi ke mbah Google, berharap dapat link langsung ke forum atau artikel yang related di TUM karena masih buka dari blackberry dan gaptek gimana cari forum history. Meskipun ada beberapa link-link ngga jelas soal baby sitter yang nggak bener dan malah bikin paranoid, untungnya ketemu juga salah satu link ke forum TUM tentang babysitter, puanjanngggg tapi pas baca 2 page langsung ngerasa klik, this is actually what i’m looking for! Karena di situ ga Cuma ada nama dan contact yayasan, tapi ada sharing moms yang lain tentang pengalaman mereka atau saudara/teman mereka. Kalo anggota TUM kan ga mungkin ngomong ngaco-ngaco, jadi sharing mereka terasa real dan related banget buat gue. Jadi gue baca lah itu 17 page (waktu itu) forum TUM tentang babysitter, dicicil tiap lagi nyusuin atau baby R lagi tidur, sambil bikin catetan di notes. Akhirnya setelah tamat baca thread ditambah info dari beberapa teman, tersaringlah beberapa nama seperti Yayasan Asisi, Kirai, Mutiara Kasih, Citra Bunda, Fega Mulia, dan Sugesti. Setelah proses follow up, akhirnya pilihan jatuh ke yayasan Fega Mulia, dan so far si baby sitter sudah hampir 6 bulan jagain baby R dan so far everything’s fine

Setelah dapat baby sitter, mulailah kepusingan baru, manajemen ASIP pas nanti mulai kantor lagi. Buka-buka TUM pas ada salah satu artikel tentang sharing manajemen ASIP ibu kerja plus nyambung lagi ada topik bahasan khusus manajemen ASIP di forum. Yeaaayy, dari sini gue memutuskan untuk tetep nabung ASIP sebanyak-banyaknya, dan kasih ASIP ke baby R pake sistem kombinasi: sebagian ambil dari freezer yang dicairkan + kombinasi sama ASIP fresh yang belum sempat masuk freezer.

Begitu mulai ngantor, lebih bahagia lagi karena bisa buka website TUM lebih proper, gede di layar laptop. Akhirnya daftar jadi anggota, masuk-masukin foto, kesampean ngutak-ngatik semua informasi di TUM dengan buka banyak tab, bahagia banget pokoknya! Dan sekarang kalo pengen tau apa-apa untuk baby R, langsung buka TUM deh. Termasuk pas heboh cari info tentang clodi (sumpah, baru tau clodi itu apa dari temen SMP @cyndewi anak TUM juga dan akhirnya baca TUM buat info lebih kumplit), waktu cari gendongan sama stroller, waktu baby R rewel dan anget badannya 3 hari, pas baby R mau mulai MPASI, pas baby R mau travelling ke Semarang naik pesawat untuk pertama kalinya. Pokoknya apapun yang mau gue cari, somehow di TUM udah ada aja gitu infonya. Dan infonya lebih komplet karena ada opini dan sharing dari banyak orang.

Sejak itu makin rajin buka-buka online store yang direkomendasi TUM, buka-buka forum dan artikelnya, mulai ngiri karena moms TUMblers yang lainnya bisa pada sharing dan dipublish sama TUM (kepengen soalnya hehehe), seneng banget bisa ikutan donasi biarpun ga banyak, makanya begitu TUM bikin lomba blogging untuk 1st anniversary-nya, langsung daftar ga pake pikir-pikir. Dan rasanya seru banget, karena gue jadi punya deadline beneran untuk masukin tulisan, tapi bukan deadline kerjaan *dancing-dancing*.

Baby R udah hampir 8 bulan sekarang, besok-besok dia masih akan GTM, tumbuh gigi, rambatan, jalan, playdate, dsb dan gue makin excited karena masih banyak forum dan artikel TUM yang belum sempat gue baca. Happy anniversary TUM, thank you for being exist, thank you for growing up with my baby and my motherhood, thank you for being an ultimate daily encyclopedia about children and motherhood within one click away!



The Urban Mama Writing Contest

Tuesday, December 14, 2010

Mbah Halimah

Di keluarga besar gue (yang sering kita sebut 'orang Gatot' karena dulu alm kakek tinggal di komplek Polri di Gatot Subroto) ada mbah pijat bayi yang sudah jadi langganan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. At least sejak gue bayi, karena dulu gue dipijat sama mbah ini waktu bayi.

Namanya mbah Halimah, tahun ini usianya sudah 100 tahun. Ya iyalah, secara waktu gue bayi juga dipijat sama mbah Halimah ini. Untuk nenek usia 100 tahun, she's really fit. Badannya sudah agak bungkuk, jalan juga pelan-pelan, tapi matanya masih awas, masih ingat orang (at least ingat wajah walaupun ga ingat nama), tenaga masih oke terbukti dia masih bisa urut baby R dan juga bayi-bayi lain anak sepupu gue. Dan ada satu hal yang paling gue salut: dia masih dandan, nggak pernah keluar rumah tanpa pupur (bedak) dan lipstik alias gincu di bibirnya yang selalu senyum! Si mbah masih pake kebaya sama jarik kalo pergi, kemarin kebayanya warna hitam bunga-bunga kecil warna biru kuning. Terus pake selendang juga kalo keluar rumah.

She looks beautiful in her own way, really. Mbah ini sederhana banget, jadi jangan bayangin wajahnya mulus karena pake botox or anything, no. Si mbah wajahnya udah penuh keriput, tangannya juga keriput dan kurus. Tapi the way she smiles, how she says hello and hugs everyone she met in my family, bikin dia selalu kelihatan cantik dan so noble.

Kemarin si mbah urut baby R lagi setelah sebulan lebih 'menghilang'. Kita cari ke rumahnya nggak pernah ada, katanya lagi nginep di tempat cucunya dan nggak boleh ngurut lagi karena sudah tua, harus pensiun. Whew, gue dan ayah langsung kalang kabut karena baby R nggak punya back up mbah urut bayi lagi selain mbah Halimah. Apalagi baby R petakilan astaganaga, jadi kemungkinan kecetit lumayan besar.

Untungnya sekarang si mbah Halimah sudah back on duty :-) Dan kemarin baby R diurut sampe nangis kejer, katanya kecetit di punggung, tangan, dada lumayan parah. Saking parahnya, baby R sampe sakit kalo mau pipis dan pup, jadi dia panas karena perutnya sembelit juga. Bingo! Baby R memang badannya anget sejak 3 hari sebelumnya, dan dokter juga kasih alternatif diagnosa Infeksi Saluran Kencing sebagai salah satu sebab angetnya. It all makes sense now. Sekarang baby R udah seger dan petakilan lagi.

Ga cuma baby R yang kena urut kemarin, bunda juga kena. Dari 3 sepupu gue yang udah punya anak (si mbah pegang perut bawah kita bertiga satu per satu pas ketemu), hanya gue yang dipanggil untuk pijit. Ternyata oh ternyata, peranakan turun kata si mbah. Diomelin lah gue, 'Kamu sering angkat2 yang berat ya?' Errr, ya iya mbah, itu tas segambreng tiap hari harus dibawa: tas kantor, tas laptop, tas bekal dan pompa ASI, cooler bag. Si mbah pun melototin gue hehehe...

Sabtu ini gue harus bawa baby R balik pijat lagi supaya sembuh.
Nanti gue foto bareng ah sama si mbah kesayangan :-)

Thursday, December 9, 2010

Alternative Me-Time

Me-time used to be something taken for granted when I was single. Though it's still limited, but I can have it like anytime of the day: midnight, at dawn, afternoon. Anytime can. Anywhere can.

Then I got married and baby R is born. Me-time is becoming a privilege. Rarely to be found. Though I have a chance, usually it doesn't last long because baby R will wake up in less than 2hr whenever I'm not around her.

Until recently I found an alternative of enjoying my own me-time without any distraction. The best me-time is actually during traffic jam! Well, thanks to my driver Pak Dedi who makes this possible in an easier way. Meanwhile this me-time on the road is perfect for writing, tweeting, and blogging. This is why traffic jam is my best alternative me-time:
1. I spent an average of 5-6hr every single day on the road due to the traffic jam (yes, with route Jatiwarna - Jatiwaringin - Wijaya pp)
2. I carried several heavy bags contains breast pump + bottles, and also my laptop and other mini but useful gadgets i.e. modem, cable data, blackberry charger, handsfree, etc. Gotta utilize them all
3. I always love writing and dreaming of becoming a productive (and a positive thinking) writer. Twitter used to be my compensation, but I feel the needs of bigger space of expressing my bitterness positivity as 140 characters in twitter won't be sufficient
4. There's always something new with my baby R and with my considered-new marriage. Won't be able to write them all in diary, so just write them in blog
5. There's a lot of pictures of baby R, me and ayah taken everyday, especially on the weekend. Let's share it! (yes, in the spirit of my narcissism)

So, from now on you should find my swearing tweets about traffic jam in Jakarta becoming less and less. As long as the traffic jam doesn't last more than 3hr :p

So let's write in the middle of the crowd out there!

Monday, December 6, 2010

Moms, hati2 ngomong sama anak kecil

Ini kejadian sama gue hari ini. Tadi pagi pas mau berangkat kerja, gue bilang sama my 7 months old baby R "Bunda ke kantor dulu ya dek, nanti sore bunda jemput adek ya, tunggu bunda ya dek." Walaupun gue bisa liat ujung2 bibirnya ditekuk ke bawah pas gue dadah2, tapi dia anteng dan ga nangis gue tinggal ke kantor.

Sore jam 5an (dimana seharusnya sudah menjelang waktunya pulang), gue video call ke bokap untuk ngobrol sama baby R. Biasanya dia senyum2 atau bubbling pas denger suara gue, apalagi liat gue di layar hp. Tapi tadi sore, dia buang muka! Beneran buang muka tiap layar hp disodorin di depan mukanya.

Semua pada bingung. Gelagatnya baby R ngambek. Setelah gue inget2 lagi, kayanya dia ngambek karena gue bilang sama dia "nanti sore bunda jemput". Sementara tadi pas video call, langit udah mulai gelap (udah sore dan mendung pulak), dan dia ga liat tanda2 bundanya mau pulang. Which is true, gue baru keluar dari kantor hampir jam 8. Dan berhubung besok libur dan Jakarta hujan sesorean, jadilah jalanan macet ampun2an. Baru jemput baby R hampir jam 10 malem!

Oh well, I learned my lesson today. Hati2 sama semua kata2 yang kita ucapkan ke anak kita, ga peduli mereka masih bayi dan kita anggep ga ngerti omongan kita. They might not understand, but they can feel. Jadi malam ini, terpaksa dinikmatin aja 'hukuman' dari baby R karena bunda pulang telat. *nasib*